Di antara Detak Jarum Jam Pagi dan Puisi-puisi Lainnya

Di antara Detak Jarum Jam Pagi

Di antara detak jarum jam pagi
tekadmu berkumpul
kau tak butuh secangkir kopi
tak butuh sentuhan matahari merah
cukup kecupan hangat di kening
dari sang istri

Bergegaslah langkahmu
membelah gigil pagi
mengabaikan embun
mengabaikan halimun

Di antara detak jarum jam pagi
hadirmu,
memantik senyuman
pengabdianmu,
mengenyangkan perut sang tuan
dan atas nama orang-orang tercinta
engkau rela keringatmu diolah
pabrik pengeruk air mata

Makassar, 02 Desember 2019

 

Gerombolan

Sekelompok orang-orang lugu
berhamburan di pelosok kampung
membawa kabar langit
esok tiada kelam

Kata-katanya apik
gema suaranya bagai halilintar
tiga slogan diulang-ulangnya:
hidupkan harapan mati
tumbangkan pesimisme
runtuhkan skeptisisme

Orang-orang telah menabalkan
berduyun-berduyun menanam harapan
oh sayang,
baru seumur jagung
para jelata memanen luka

Karsa menggulung pilu
di jalan mengulum durkarsa
kusangka sekelompok pembebas
rupanya gerombolan bandit

Makassar, 03 Desember 2019

 

Layar Kosong

Aku sudah terseok-seok
mengelilingi empat penjuru kota
mencari keramaian
berharap ada layar pertunjukan

Aku memasuki lorong-lorong kota
memandangi satu persatu
setiap bangunan di atas punggung jalan
yang berdiri semrawut

Di atas putus asa
akhirnya kudapati kerumunan orang
melotot di depan layar pertunjukan
tapi mengapa
tak ada apa-apa yang kutemukan
kecuali suara dan gambar kosong

Begitu kencang kabar angin
namun ketika biji mata berkumpul
tak ada sajian penghilang dahaga
hanya suguhan hiperrealitas
yang kekalkan kekosongan jiwa

Makassar, 27 November 2019

2 thoughts on “Di antara Detak Jarum Jam Pagi dan Puisi-puisi Lainnya”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *