Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata viral adalah menyebar luas dengan cepat. Menjadi viral artinya menjadi tenar, terlepas positif atau negatif. Bagi sebagian orang, ketenaran adalah hal yang ingin didapatkan. Bahkan, beberapa orang menggunakan cara yang terbilang konyol dalam membuat kontenagar bisa viral.
Menjadi viral lambat laun seperti suatu kebutuhan mendasar. Setiap orang berlomba-lomba merencanakan, membuat dan menyebar foto dan video yang telah diedit sedemikian rupa agar menarik perhatian publik.
Kebiasaan scroll feed pada media sosial untuk melihat konten yang sedang viral kini menjadi kebiasaan bahkan mungkin saja telah menjadi hobi sebagian besar manusia. Berbagai konten diposting oleh sang kreator. Seperti konten liburan, olahraga, pernikahan, hingga konten-konten yang berisi cerita pengalaman pahit sepertiperselingkuhan.
Kita menjadi tahu apa yang sedang dialami oleh keluarga, sahabat, teman bahkan orang yang sama sekali tidak pernah tahu kalau kita juga ada di muka bumi ini. Namun yang menjadi sorotan kita kali ini adalah konten yang berisi cerita pengalaman perselingkuhan yang membuat luka pahit pada si korban.
Seorang istri yang telah menyadari persekingkuhan suaminya atau sebaliknya akan jujur dan tidak merasa aib untuk mengutarakan yang sesungguhnya. Dan inilah gaya komunikasi atau perilaku zaman sekarang. Curhat ke sosial media sehingga semua orang bisa menghakimi serta ikut dalam persoalan ini. Mungkin si korban tidak kuat menanggungnya sendiri. Tapi pada umumnya begitu.
Seperti yang terjadi pada seorang owner skincare bernama Fenny Frans. Ia dikenal sebagai pengusaha skincare dengan brand FF di kota Makassar. Pada 17 mei 2024, netizen Indonesia dikagetkan dengan postingan yang diupload oleh Fenny di akun instagramnya. Ia memposting sebuah video yang cukup jelas apa yang sedang terjadi. Ditambah caption yang lumayan panjang, terjelaskanlah bahwa itu adalah kasus perselngkuhan suaminya dengan seorang pembantu di rumah mereka.
Bukan hanya perselingkuhan, Fenny juga mengungkapkan kenangan-kenangan pahit di masa lalu tentang perselingkuhan suaminya. Tidak lupa ia juga menceritakan kisah perselingkuhan pembantunya yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Bahkan netizen nampak garam ketika mengetahui pembantunya juga mencuri uang si owner tujuh ratus juta.
Kalimat dan emoticon sedih membanjiri kolom komentar. Selain itu, tak sedikit dari netizen yang menghujat si pelaku, “sudah punya berlian, malah pilih batu nisan” ujar seorang netizen. Ada pula yang nampak seperti putus asa dengan berkomentar “Gda yang bisa dipercaya didunia ini”. Kita bisa scroll untuk membaca berbagai kalimat sedih, hujatan bahkan seperti pesimis untuk memulai rumah tangga.
Dari kasus tersebut, si pelaku dijadikan bahan lelucon oleh netizen Indonesia. Bahkan ada yang membuat akun instagram untuk mempermalukan si pelaku. Mulai dari akun instagram sampai stiker whatsapp.
Dari tiap curhatan melalui story instagram atau media yang lain serta bukti dan catatan begitu lengkapnya hingga orang awam atau ahli selingkuh sudah mengerti dan tidak bisa mengelak kecuali mau playing victim. Keterbukaan informasi jaman now sudah tidak terelakkan karena jejak digital memang pahit.
Ini mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita, lisan teman, sahabat atau keluarga kita mungkin sulit untuk jujur tapi sosmed atau story mereka itu ungkapan hati terjujur. Sering-seringlah cek story teman, sahabat, atau keluarga sehingga tahu apa yang mereka rasakan kepada kita. Introspeksi diri dan ajak mereka diskusi. Jaman ini sudah melazimkan gaya komunikasi seperti itu dan melawan hal tersebut seperti melawan gerak jaman.
Privasi anda sudah hilang ketika mengunggah sesuatu ke media sosial. Dalam hitungan beberapa hari akun media sosial tertuduh dalam sekejap diambil alih(hack), untuk keamanan bersama katanya. Tapi inilah yang bisa kita banggakan dari netizen jaman sekarang. Kecepatan mereka mengambil alih akun serta membully tertuduh sangat terdepan. Mereka sering menyebutnya The PowerOf Netizen. Netizen Indonesia layak dijadikan aset berharga bangsa ini, semoga bisa dikelola pemerintah dengan optimal.
Dan yang sangat mengkhawatirkan melalui postingan seperti itu adalah tidak sedikit para netizen mengungkapkan di kolom komentar ketakutan mereka untuk menikah dan berumah tangga. Karena sangat khawatir hal serupa terjadi pada dirinya. Akhirnya menjadi jomblo sebagai langkah amannya. Karena luka dari beberapa orang yang telah viral, menjadi ketakutan bagi orang lain untuk merasakan luka yang sama.
Semoga kita semua tidak termasuk oarang-orang yang menggantungkan perasaannya pada postingan-postingan viral di media sosial. Jika ada luka viral maka tentu saja harus ada obat viral untuk luka itu. Maka jadilah obat viral dengan cara menyebarkan konten-konten positif yang berisi kebaikan. Tulisan ini tidak untuk menghakimi siapapun karena itu bukan tugasku.