Airmata yang Berdansa
Tetes demi tetes hujan mengajak airmataku berdansa
Angin sepoi malam ini mengatupkan kelopak-kelopak mataku
Lihatlah romansanya
Saat kelopak-kelopak mataku mengatup
Dan airmataku berdansa di ujung bulu mata itu
[2016]
Dendang
Dendang-dendang
Dendang di tepi jalan
Dendang-dendang
Dendang di perjalanan
Dendang-dendang me..
Dendang-dendang me..
Dendang-dendang meninggalkanmu
[2016]
Mungkin
Tanganku mulai dingin
Bibirku mulai beku
Aku kedinginan
Kubutuh air panas
Bukan!
Kubutuhkan api unggun
Bukan!
Desah nafasmu
Mungkin!
[2016]
Kecukupanku
Melukiskan wajahmu
Aku merasa terkantuk-kantuk
Mengingatmu
Aku tersenyum tipis
Menafsirkan tatapanmu
Kelemahanku
Merindukanmu
Kebiasaanku
Mengenangmu
Kecukupanku
[2016]
Ayah
Kupercaya tak ada duka
Lebih dari dukanya
Kupercaya tak ada hari
Lebih dari harinya
Tapi kehilanganmu
Dapat membuatku kehilangan
Sedalam ini, dan sepedih ini
Ayah.
[2016]
Putri Reski Ananda
Latest posts by Putri Reski Ananda (see all)
- Surat untuk Nulifar - Desember 11, 2016
- Airmata yang Berdansa dan Puisi-Puisi Lainnya - Oktober 9, 2016