Asoka dan Puisi-Puisi Lainnya

Asoka

 

Telah sampai kepadaku kabar tentang puisi

yang paling kelabu di antara taman-taman bunga.

Ia menjatuhkan pagi dengan rasa hangat,

paduan pahit malam dan getar-getir cuaca

yang semalaman tak rela meninggalkan

kisah masa lalu tentang sakit yang tak menentu.

 

Alangkah sabarnya dada ini.

Hidup di antara sejarah yang sesak dengan kisah

Tercurinya diri sendiri dari bualan tentang masa depan.

 

Kelak, aku berjalan menyusuri taman asoka

taman penuh suara dari tangis pilu peletak hidup

yang dipaksa membunuh kemanusiaan dalam dirinya.

Tanpa kita mengerti, hidup adalah barang obral

yang tunduk pada teks-teks multimakna.

 

Hingga akhirnya kita semua telah dipaksa

Tanpa sadar, tanpa memikirkan diri sendiri.

Kita digiring seperti kerumunan

Untuk berbuat sesuatu, tanpa tahu

Apakah itu suci atau keji.

 

Makassar, 2016

 

 

 

Akasia

 

Bagi kita hidup dibangun atas kumpulan pertanyaan

Ia menanti sebuah jawab, yang ringkas, padat,

Dan mampu menghentikan tanya.

Tidak semua orang telah melalui masa itu.

Masa di mana tubuh kita penuh dengan

pertanyaan tentang segala.

 

Kita bertanya tentang makna sempurna.

Ternyata, Tiada jawab yang pas. Tiada kata yang pantas.

 

Kita menyadari, hidup adalah patahan

yang harus disambung kembali.

Retakan yang menuntut diperbaiki

dengan rasa sabar dan rasa syukur tak terperi.

 

Kemudian, Kita masih bertanya tentang makna sempurna.

 

“kemanakah rasa syukur kita?”

 

Makassar, 2016

 

 

Sakura

 

kau kerap heran ketika mendengar obrolan

para remaja yang selalu berbicara tentang setia.

 

Mereka bicara segalanya, tentang rencana apa saja,

Juga tentang masa depan yang seolah tak akan

ada masalah.

 

Kau bingung dan bertanya,

Apakah Setia, hari ini telah dijajakan di mana-mana.

Dengan harga murah yang bisa di umbar ke mana-mana,

dengan siapa saja.

 

Makassar, 2016

 

 

Seroja

 

Meski kota ini tak memiliki tempat bermain

Aku akan tetap menanam cita-cita.

 

Sejak jatuh di tangan mereka

Kota ini tak lebih dari gudang.

Penuh dengan benda-benda

Yang tak pernah ada gunanya.

 

Dulu sewaktu masih ramah,

Di kota ini, Semua tempat adalah

wahana bermain, tawa meluber

ke mana-mana. lengkap dengan sejarah

yang aku pikir akan menjadi abadi.

 

Tapi, semua sirna.

Benda-benda aneh dan tak berguna itu

Telah menggeser kisah tentang kasih.

Ia lenyapkan hidup, ia hilangkan sejarah

yang menyimpan semua laku penuh cinta.

 

Karena hidup adalah tanggung jawab.

Aku tetap mencintai kota ini.

Ada cita-cita yang tak bisa digusur dan

diganti dengan apapun;

 

Kota ini harus ramah kembali.

 

Makassar, 2016

 

 

 

  • Entah pendengarannya seorang kisanak kurang jelas, atau kata-kata saya tak tangkas, sehingga ajakan saya ke satu hajatan disalah-pahami. Betapa tidak, Gusdurian menghelat haul Gus Dur, dia tangkap sebagai acara makan durian, terlebih lagi bakal minum jus durian. Mungkin kata Gusdurian menjadi biangnya. Apalagi sudah masuk musim durian. Sesarinya, hajatan haul Gus Dur (K.H. Abdurrahman Wahid,…

  • (Suatu Tinjauan Sosiologi Kekerasan) Kawasan Timur Tengah kembali memanas pasca kelompok Hamas Palestina menggencarkan serangan mendadak ke Israel tidak jauh di perbatasan Gaza, Sabtu (7/10/23) dini hari waktu setempat. Akhir pekan yang berubah mencekam, karena serangan ribuan nuklir itu tepat ditujukan ke Tel Aviv dan Yerusalem, menembus sistem pertahanan Iron Dome menghancurkan banyak bangunan. Frank…

  • Aktivitas manusia di era sosial media adalah produksi dan distribusi konten. Konten quote-quote adalah konten yang paling banyak berseliweran. Quotation adalah sebuah kalimat atau syair pendek yang disampaikan dalam rangka memberi makna ataupun mengobati perasaan derita dalam hidup. Penderitaan divisualisasikan dan didistribusikan melalui quote pada jejaring sosial media dalam upaya agar setiap orang diharapkan dapat…

  • “Saya tidak memikirkan representasi kecantikan yang lebih baik daripada seseorang yang tidak takut menjadi dirinya sendiri.” Pernyataan Emma Stone ini memberi sugesti pada saya betapa cantiknya seorang perempuan yang dikisahkan oleh dosen-dosen filsafat, dan yang digambarkan dalam film Agora yang pernah saya tonton. Sekitar 8 Maret 415 Masehi, kota Alexandria (Mesir) telah menjadi saksi bisu…

  • “Cita-cita kamu apa?” Ini adalah sepenggal pertanyaan yang begitu membosankan bagiku. Aku masih, dan selalu ingat. Betapa orang-orang sering mengajukannya kala aku masih di Taman Kanak-Kanak. Mulai bapak dan ibu. Tante dan om. Nenek dan kakek. Juga sepupu yang usianya terlampau jauh di atasku. Di sekolah pun demikian. Para guru kerap melontarkan deretan kalimat ini.…


Kala Literasi

Jl. Pa’ Bentengang No.6, RT.01/RW.08, Mangasa Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221