Kampus adalah medan perang, yakni memerangi kebodohan untuk mewujudkan mahasiswa yang cemerlang, dan generasi yang memiliki ciri intelektualitas tinggi. Jika sebagai prajurit di medan laga peperangan anggota militer, senjata yang digunakan adalah pistol, senapan, dan senjata api lainnya, untuk menegakkan keamanan rakyat, maka sudah selayaknya seorang mahasiswa menjadikan buku, pena, dan laptop sebagai senjata untuk berlaga di “medan perangnya” yang bernama kampus.
Komitmen yang kuat tentu sangat diperlukan dalam suatu pertempuran untuk memperoleh hasil yang baik. Demikian pula bagi seorang mahasiswa dalam membatinkan komitmennya, untuk selalu mendekatkan bahkan mencintai “alat tempurnya”. Hal tersebut tentu sangat diharapkan agar generasi yang dicita-citakan, bisa terwujud melalui cetakan-cetakan kampus. Mengingat hal itu, turut andil dalam menanamkan komitmen, tentulah tidak hanya sekadar memperkenalkan melalui nasehat dan imbauan lisan, tetapi ikut serta melakukan aktivitas-aktivitas yang mengarah pada komitmen yang akan dibangun.
Salah satu forum yang mendukung pada peneguhan komitmen itu adalah forum bedah buku, yang sudah beberapa pekan hadir di tengah-tengah mahasiswa. Forum ini biasa juga dikenal dengan istilah yang lebih gaul ala generasi kekinian, sebagai ajang pertemuan “Ngegosip Buku”. Di mana tokoh penggeraknya adalah Muchniart AZ dan saya sendiri. Forum tersebut rutin dilaksanakan satu kali dalam sepekan, tepatnya pada pukul 13.00-15.00 wita. Adapun hari dan tempat pelaksanaannya sampai detik ini cukup fleksibel atau berdasarkan kesepakatan setiap pertemuan. Hal tersebut kami putuskan agar forum ini bisa melakukan penyesuaian, dengan jadwal perkuliahan dan tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh mahasiswa dari beberapa kampus.
Selaku pengelola forum ini, sehari sebelum jadwal pertemuan dilaksanakan, saya terlebih dahulu akan mengingatkan teman-teman, dengan menginformasikannya melalui akun saya di media sosial. Pengamatan saya selama pertemuan ini diadakan, beberapa wajah baru bermunculan dan menunjukkan semangatnya untuk belajar. Tampaklah pesona kebahagiaan di wajah kami dengan melihat respon positif dari adik-adik mahasiswa.
Pertemuan Ngegosip Buku yang kami selenggarakan pada dasarnya adalah titik balik dari pencitraan atau makna gosip, yang selama ini nyaring terdengar sebagai hal yang negatif, dan mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan, bahwa di era perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan yang tumbuh pesat, buku menjadi objek yang sangat seksi untuk diperbincangkan, dan perempuan harus tampil sebagai subjek yang terampil dalam memposisikan diri, serta turut andil di dalamnya. Sehingga dalam pertemuan Ngegosip Buku yang diselenggarakan, mahasiswa perempuan menjadi prioritas.
Forum yang masih terbilang seumuran jangung ini, kami lakukan dengan desain yang sangat sederhana dan santai. Di mana setiap pertemuan akan membedah satu buku yang “bernafaskan” feminitas, sebagaimana beberapa buku yang telah menjadi bahan gosip di forum tersebut, yakni Marriage With Heart, Perempuan dan Ketidakadilan Sosial, Feminisme untuk Pemula, dan Perempuan di Titik Nol. Beberapa buku yang telah dibedah ini mengangkat cerita seputar kehidupan tentang perempuan, mulai dari kehidupan privat hingga ruang publik, yang tidak jarang diteropong dari sudut pandang budaya, agama, sejarah dan pesan-pesan hikmah yang diangkat dari kisah tokoh klasik.
Sebagai tantangan dari pertemuan Ngegosip Buku, setiap peserta akan mendapatkan giliran membedah buku yang disepakati, termasuk saya dan kak Muchniart. Para pembedah pun wajib menuliskan hasil diskusi atau pertemuan Ngegosip Buku, dan menyebarluaskannya di media sosial, sebagai bentuk penyebaran virus-virus nge–gosip positif dalam skala yang lebih luas. Tentunya hal ini juga diniatkan, media sosial menjadi “tabung jejak”, Dalam upaya meningkatkan kualitas mahasiswa melalui gerakan literasi. Langkah yang ditempuh dalam pertemuan ini memang cukup sederhana, tetapi tidak menutup kemungkinan perjalanan ke depannya akan mengalami perkembangan, dan perubahan untuk efisiensi dan efektivitas forum pembelajaran selanjutnya.
Hal lain penting yang menjadi harapan kami, serangkaian aktivitas dalam pertemuan Ngegosip Buku ini, menjadi tahap pengenalan wacana tentang perempuan, sekaligus bagian dari agenda gerakan literasi yang membumi dalam dunia mahasiswa. Sehingga, segala persoalan dan wacana terkait perempuan, akan menjadi target kajian utama, mulai dari hal yang mendasar sebagai pemenuhan kebutuhan peserta.
Melalui medan ini pula, kami dapat terus belajar bersama untuk melatih diri secara terbuka berpendapat, dan berargumentasi berdasarkan referensi yang jelas. Terkhusus bagi mahasiswa, proses ini dapat menjadi pembelajaran bagi mereka, untuk menjalankan fungsi kemahasiswaannya sejak dini sebagai agent of change, dengan bekal mencintai buku dan menjadi pengusung gerakan literasi. Bukan hal yang tidak mungkin, di balik aktivitas yang sangat sederhana ini, akan memberi sumbangsih untuk menutup “kran” mahasiswa yang lahir dari produk-produk instan, melalui prosesnya yang step by step.
Demikianlah kami mengukuhkan harapan besar ini dalam perjalanan panjang pertemuan sederhana, berkumpul di saat terik matahari terang memancar, dan kembali ke peraduan masing-masing di kala matahari mulai mengatupkan kelopak cahayanya.
Penulis adalah pengelola forum “ngegosip buku”, Menyukai petualangan di arena-arena yang menantang, Berharap menjadi sosok As syifa di manapun dan dalam kondisi apapun.