KISAH DI TELUK BONE
Bertahun berlari buang perih, merajam jiwa di September senja berlalu
Kenangan telah dituliskan di jalan berdebu, angin menghempasnya jauh
Jadi koloid menumpang pada keringnya daun- daun tulip tanah Cenrana menanti semi
Sisa- sisa kerinduan telah terbuang pada jurang yang dalam, di terjalnya lembah Bawakaraeng
Terhempas
Sisa darah dan udara mengisi ruang jiwa, hampa diguyur hujan malam
Meski perih bersisa di hantam percik gelombang Losari yang asin
tak kuratapi segalanya, kecuali takdirlah memahaminya
Pada cakrawala, pada pelangi kutuliskan kebencian, telah dihapus angin badai Selayar
Perapian cinta yang pernah nyala, telah di padamkan busa air terjun Malino
Pun kasih yang pernah tumbuh, telah terkubur mati di makam Londa
Usai sudah sepenggal kisah di Teluk Bone
Jangan kembali ! karena gairah seribu tahun lagi akan bersemi
Pergilah, jangan lagi menoleh pada gerbang luka
Masa lalu itu adalah nestapa yang dicatat langit kelam
Biar aku di sini, mengurai kisah di sebait puisi
Pangkep,17 Mei 2017
PATUNG
Lemah pasrah patah rebah
Lihatlah
Jiwanya mati
Lengking jarinya menulis takdir pada tanah
Air langit menjilat debu keningnya
Netra pada pigura diam
Rintih memecah ingin
Berilah kehidupan
Meski hanya semalam pada pajangan
Patung
Tamat ditelan tamak
Belum termakna cerita Tuhan di lipatan selendangnya
Mematung
Mati rasa tuannya pada malam dalam pahatan
Maros, 05 juni 2017
MAWAR
Mawar dipetik
Duri padanya
Menancap di kulit
Darah menetes
Jeritan pilu
Perih
Langit tak sudi mendengar rintih
Makassar, 19 September 2016
BIAR
Ha… ha…ha…gh
Kulihat rindu di matamu mengemis senada denting – denting kecapi
Lidahmu meludahkan neraka,
kidung- kidung munafik merobek jala –jala kupingku ditenun tabah
Kuharap cacing yang sembunyi di hatimu,
perlahan mengunyah angkuh bersemedi di batu – batu batinmu
Sayang
Tak kau lesapi, sungguhnya bening cermin jiwaku,
padanya bukanlah bayang melainkan rupa keabadian kasih,
tak berselendang kafan dari tubuh- tubuh digauli benci
Biar
Sepanjang jalan kita jadi musafir kelana
Saling memaham lewat lekuk angin,
menuliskan makna di daun gugur remuk terpelanting
Pun waktu kan mengejar hidup,
menikamnya dalam ketiadaan harapan dari ilusi roh tentangmu
Makassar, 24 Juni 2017
MENTARI MENUNGGUMU TERSENYUM
Lahir dari tangisan
Bawa pesan dari Tuhan
Tak bisa terbaca
Tanpa kajian kesucian
Mungil di ayunan berangin
Air susu ibu mengalir dalam tubuhmu
Cahya nirmala malaikat
Melekat belai lelapmu
Itari mimpi dini hari
Jika pagi menghilang
Jangan sambut cerahnya hari
Hiasan air mata memecah sunyi
Jika ibu di kali tua
Mencuci popok kencingmu
Kutimang engkau di lembutnya hastaku
Iringilah langkah ayahmu
Senyum meski belum bisa termaknai
Yang di gerbang pelabuhan kota
Mengganti keringat dengan rupiah
Demi banjirnya air susu ibu
Anakku
Dalam ruang ini
Udara alam semesta
Hangatkan tubuhmu
Ketika selimutmu basah
Karena hujan di atap rumah ini
Jatuh menetes bekukan jemari ibumu
Anakku
Jika kelak kau dewasa
Wujudkan baktimu pada ayah bunda
Junjung amanah Tuhanmu
Tinggikan martabat bangsamu
Tidurlah nak dengan nyenyak
Sebab esok mentari menunggumu tersenyum ***
Makassar,06 Maret 2017
LUSUH
Mata nyala pada wajah merah
Sekelopak mawar lusuh pada sanggulnya
Birulah wahai kau yang berdiri di balik jendela
Diamlah,
Tidurlah yang manis
Meski dipanmu gusar pada pundakmu
Pangkep,21 November 2016
KEMELUT DUNIA
Kepala melayang
Ganti berlari tembus udara
Separuh gelinding di jalan
Digunduli roda-baja diserbu asap
Dilibas waktu
Memburu hidup pada butanya pagi meninggalkan tidur
Di perbatasan terjungkal
Dimandikan keringat tubuh sendiri
Berdiri meratapi jalan bertikung
Kemelut dunia ,mendaki lengkung pelangi berlumut
Petang usai
Cerita baru dimulai
Dimanalagi dunia ?
Makassar, 18 Juni 2017
Ilustrasi: https://www.redbubble.com/
Lahir di Maros, 17 September 1985. Aktif menulis puisi, cerpen dan esai. Aktif dalam kegiatan seni- budaya baik skala lokal maupun nasional. Lelaki yang akrab di safa Alam, bergabung dalam beberapa sanggar seni dan bengkel teater serta sanggar lukis di Maros, Sulawesi Selatan. kecintaanya terhadap seni sastra tidak membuat bakatnya dalam seni lukis terlupakan. Giat cipta lukisan -lukisan eksperimental yang abstrak dan natural. WA : 085230739973 / semestaalan@gmail.com