SEAMEO CECCEP

Rabu, 27 September 2017 sedikitnya 70 peserta menyatakan diri siap mengikuti rangkaian tiga hari kegiatan di Hotel Singgasana, Makassar. Mereka datang dari beberapa provinsi di Indonesia Timur. Papua, Maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Gorontalo, serta beberapa kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan. Di samping itu beberapa peserta ada pula yang dari Maros, Bantaeng, Jeneponto, dan dari Makassar sendiri sebagai kota tempat penyelenggaraan kegiatan. Para peserta yang datang dari luar Makassar mulai check-in kamar hotel sejak siang, sementara saya sendiri memilih berangkat ke lokasi pukul tujuh malam untuk registrasi, agar sekaligus bisa langsung mengikuti pembukaan pada malam itu.

Sesaat pandangan saya tertuju pada judul kegiatan yang tertera di spanduk persis di atas kursi-kursi para pembicara. Kegiatan Sosialisasi The Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP). Pada sesi pembukaan malam itu saya memahami, SEAMEO adalah sebuah organisasi yang diprakarsai oleh menteri-menteri pendidikan se-Asia Tenggara. Berdiri sejak tahun 1965, lembaga ini bertujuan membangun kerja sama dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Asia Tenggara. Saat ini kantor sektretariat berlokasi di Bangkok, Thailand. Sebuah organisasi bertaraf internasional.

Latar belakang didirikannya karena meningkatnya kebutuhan terhadap penelitian dan praktik berbasis bukti nyata, komitmen regional dan global, serta untuk memenuhi kebutuhan, tantangan, dan harapan dari negara-negara anggota SEAMEO di bidang pendidikan anak usia dini dan pendidikan keluarga.

Visi SEAMEO, menjadi organisasi yang terkemuka dalam peningkatan pemahaman dan kerja sama regional dalam pendidikan, sains dan budaya untuk kualitas kehidupan yang lebih baik di Asia Tenggara.

Sementara untuk misinya, ia bertujuan memperkuat pemahaman, kerjasama dan kesatuan tujuan regional negara-negara anggota untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik melalui: pembentukan jaringan kemitraan, penyediaan forum antara pembuat kebijakan dan para ahli, serta promosi sumber daya manusia yang berkelanjutan.

Ada 7 program yang diprioritaskan oleh SEAMEO ini:

  1. Mencapai pendidikan universal bagi anak usia dini.
  2. Mengatasi hambatan pendidikan inklusi.
  3. Memastikan ketahanan dalam menghadapi keadaan darurat.
  4. Mempromosikan pendidikan dan pelatihan vokasi dan kejuruan.
  5. Merevitalisasi pendidikan guru.
  6. Mendorong harmonisasi pendidikan dan riset.
  7. Mengadopsi kurikulum abad ke-21.

Proposal SEAMEO CECCEP mulai diajukan pendiriannya pada tahun 2015 di SEAMEO HOM (High Official Meeting) ke-38 di Bangkok. Proposal diterima tahun 2016, dan disetujui di SEAMEO Council ke-49 SEAMEC di Jakarta tahun 2017. Gedung SEAMEO CECCEP saat ini berlokasi di dalam Area Pusat Pengembangan PAUD dan Pendidikan Masyarakat di Lembang, Jawa Barat, Indonesia.

Ada pun pertimbangan Indonesia dipilih sebagai lokasi kantor pusat SEAMEO CECCEP dikarenakan:

  1. Indonesia merupakan negara yang besar dan beragam.
  2. Negara dengan ekonomi yang berkembang pesat.
  3. Memiliki kebijakan dan program pendidikan anak usia dini dan pendidikan keluarga.
  4. Memiliki sumber daya untuk menjamin dan mendukung pendirian serta pengoperasian centre.
  5. Memiliki komitmen pemangku kebijakan untuk mendukung pelaksanaan program PAUD dan pendidikan keluarga di masa yang akan datang.

Selain sosialisasi SEAMEO CECCEP itu sendiri, mulai sejarah pembentukan, latar belakang berdirinya, dll, masih ada beberapa materi khusus yang disampaikan pada kegiatan ini di antaranya, Hak Anak dalam Pendidikan Usia Dini, Pengasuhan (parenting) Berbasis Hak Anak, juga mengenal lebih jauh gerakan-gerakan yang dilakukan dan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam upaya menanamkan pemahaman akan pentingnya pendidikan yang ditopang oleh tiga pilar, rumah, sekolah, dan masyarakat. Ketiga komponen ini mesti bekerja sama bersinergi agar generasi-generasi yang dilahirkan mampu menjadi pribadi-pribadi yang kuat, mandiri, cerdas, dan kreatif. Jika tidak, maka cita-cita dan visi bersama akan sulit untuk diraih.

Salah satu laman bentukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang sempat diperkenalkan adalah laman Sahabat Keluarga. Situs yang hampir setiap hari saya kunjungi, selain untuk mengetahui kabar terkait dunia sekolah dan pendidikan keluarga di Indonesia, juga karena saya rutin menulis di sana sejak akhir tahun 2016 hingga tulisan terakhir yang dimuat di bulan April 2017.

Oleh karenanya meskipun kuota peserta pada kegiatan sosialisasi awal ini sangat terbatas, diharapkan partisipasi hadirin yang terdiri dari guru-guru PAUD, anggota HIMPAUDI, tenaga-tenaga pendidik tingkat satuan pendidikan, mitra sekolah, serta pegiat parenting, dll dapat menjadi perpanjangan tangan informasi yang didapatkan pada dua hari kegiatan ini.

Yang menarik bagi saya, yakni soal penelitian yang terkait pengasuhan. Banyak hal yang selama ini menjadi pengamatan sehari-hari yang masih terbatas pada tulisan dalam bentuk artikel-artikel pendek, bagaimana menghadapi dan menangani perilaku-perilaku anak. Lewat wadah ini banyak hal dapat dilakukan oleh mereka yang ingin serius mendalami soal pengasuhan dan pendidikan anak. Di mana temuan-temuan itu nantinya akan dipublikasikan, bukan hanya di tingkat nasional melainkan pula pada skala internasional.

Pada akhirnya tanggung jawab pendidikan bukan hanya terletak di pundak satu pihak saja, yakni sekolah atau pemerintah, melainkan seluruh komponen yang terkait dengan dunia ini. Di atas segalanya, orangtua atau keluarga adalah pihak pertama yang seharusnya paling bertanggung terhadap pembentukan karakter dan masa depan anak-anak yang dilahirkannya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *