Tengkiyu  Profesor, Tarimakasi Profesor.

 

“Bukan saja fisik yang berubah, tapi mindset ikut berubah.” (Nurdin Abdullah)

“Penting untuk menang, tapi jauh lebih penting, bangkit dari kekalahan.” (Arsene Wenger)

Selaku anak negeri, tanah tumpah darah saya di Kabupaten Bantaeng, dan penikmat permainan sepak bola. Saya membajak nafkah di kota Makassar, waima akhir pekan saya, nyaris selalu  tunai di tanah kelahiran. Saya  telah jatuh pikir dan taut hati pada dua orang profesor.  Setidaknya, sepuluh tahun terakhir ini.  Bahkan, bisa lebih jauh ke belakang.

Satu professor berlatar belakang akademik, Nurdin Abdullah, satunya lagi berlapik sepak bola, Arsene Wenger.  Jika Nurdin Abdullah mendapatkan lewat jalur formal, maka Arsene Wenger meraihnya melalui non-formal.  Dua profesor ini, punya kesamaan, yakni sudah meninggalkan posisi lamanya, menuju posisi baru.

Nurdin Abdullah, kelahiran Kota Pare-Pare, 7 Februari 1963. Masih merupakan keturunan keluarga raja Kerajaan Bantaeng.  Menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Jepang. Dosen di Universitas Hasanuddin. Tahun 2008, mencalonkan diri menjadi Bupati Bantaeng. Masyarakat Bantaeng memilihnya.  Karena dianggap berhasil, maka terpilih kembali pada periode berikutnya. Memimpin Bantaeng dua perode.

Arsene Wenger, lelaki berkebangsaan Perancis, lahir di Strasbourg, 22 Oktober 1949. Pernah menjadi pesepakbola, meski lebih cemerlang ketika menjadi pelatih. Pernah menukangi beberapa klub, sebelum Arsenal. Nagoya Grampus Eight, salah satunya. Jadi, Nurdin Abdullah dan Arsene Wenger, kesamaannya, berkiprah di Jepang. Nurdin sekolah, Wenger melatih.

Nurdin Abdullah, baru saja dilantik menjadi Gubernur Sulawesi Selatan, setelah ia menjadi Bupati Bantaeng sejumlah dua periode, 2008-2013 dan 2013-2018. Sementara Arsene Wnger, sehabis menukangi klub sepak bola Arsenal, selama  22 tahun, 1996-2018 kini, di tempat barunya , sementara masih “semedi”. Belum menerima tawaran klub maupun negara. Walaupun, tidak sedikit lamaran yang ditujukan padanya.  Pengganti Nurdin Abdullah, terpilihlah Ilham Azikin.  Pun di Arsenal, Arsene Wenger diganti oleh Unai Emery

Keterpilihan Nurdin Abdullah menjadi gubernur, tidak lepas dari torehan prestasi, selama menjabat bupati di Bantaeng. Sederet prestasi, berupa penghargaan yang ia terima. Jumlahnya puluhan tanda prestasi. Tahun 2009, 5. Tahun 2010, 14. Tahun 2011, 14. Tahun 2012, 6. Tahun 2013, 8. Tahun 2014, 19. Tahun 2015, 13. Tahun 2016, 12. Dan, tahun 2017, 17.  Sekotah penghargaan itu, menemukan bentuk mutakhirnya , tersimpai pada tagline kampanyenya, Profesor Andalan, di ajang pemilihan gubernur.

Begitupun Arsene Wenger. Selama menukangi Arsenal, sejumlah trofi dipersembahkan.  Piala Liga Primer (3), 1997-1998, 2001-2001, dan 2003-2004. Piala FA (7), 1997-1998, 2001-2002, 2004-2005, 2013-2014, 2014-2015,dan 2016-2017. Piala Community FA (7), 1998, 1999, 2002,2003,2004,2014, dan 2015. Karena kepanditannya meracik pemain Arsenal, dengan tampilan permainan atraktif, sepak bola indah dan menyerang, maka julukan teranyar yang didapukkan padanya, Le Profesor. Maklum, ia berkebangsaan Perancis.

Profesor Andalan, Nurdin Abdullah  menabalkan diri  pada sebundel sertifikat penghargaan.  Buah dari Bantaeng bukan saja berubah secara fisik, tapi mindset warganya ikut berubah.  Le Profesor, Arsene Wenger mengukuhkan diri pada sederet piala liga.  Hasil dari tertanam kuatnya  slogan di Arsenal, pentingnya memenangkan permainan,  waima lebih penting lagi bangkit dari kekalahan.

Capaian yang ditunjukkan oleh Nurdin Abdullah, pastilah terpahat pada pikiran warga Bantaeng. Prestasi yang ditorehkan Arsene Wenger, tentulah terukir di ingatan klub Arsenal. Jujur saya nyatakan, kedua profesor ini, sangat identik dengan tempat yang ditinggalkannya.  Memikirkan Bantaeng, tertujulah pikiran pada Nurdin Abdullah. Pun, demikian dengan  Arsenal. Mengingat Arsenal, ingatan terpatri pada Arsene Wenger.

Karenanya, dengan kondisi kejiwaan warga Bantaeng dan fans Arsenal, bisa saja menyulitkan para penggantinya. Padahal, tidak mestilah begitu. Bupati baru, Ilham Azikin,  tentulah punya kapasitas yang bisa diandalkan untuk menjayakan Bantaeng. Seperti janjinya sebelum terpilih, “Meneruskan Kejayaan Bantaeng.”  Demikian pula, juru taktik baru Arsenal, Unai Emery, memiliki kemampuan buat menukangi Arsenal. Setiap pelatih, punya racikan sendiri dalam menghadapi setiap pertandingan.

Sebagai warga yang baik, berilah kesempatan pada bupati baru, guna merumuskan kebijakannya. Menyusun barisan timnya, buat menyukseskan janji programnya. Satu keniscayaan, merombak tim yang ditinggalkan oleh bupati lama. Mutasi atau pergeseran kedudukan dari sumber daya manusia, selakon pelaksana amanah . Perpindahan jabatan di jajaran pemda, bukanlah suatu kesalahan.  Sebab, antara program yang dijanjikan kepada warga, dengan kemampuan sumber daya manusia yang akan mengelolanya, mestilah pas. Ibarat mur dan baut.

Serupa pula dengan fans fanatik Arsenal.  Pelatih baru dengan keputusannya, patut dihargai. Ada pemain lama yang dipertahankan. Ada pemain yang memilih pindah, atau dijual ke klub lain. Ada pemain baru yang didatangkan. Sekotahnya, bertujuan agar tercipta satu tim kesebelasan, yang bisa mewujudkan kemenangan pada setiap perlagaan.

Jadi, dalam pemerintahan dan kesebelesan yang baru, otoritas bupati dan pelatih menjadi kebijakan terdepan.  Dengan asumsi  teranyar, demi kebajikan bersama. Kejayaan Kabupaten Bantaeng  dan kemenangan klub Arsenal.

Bagi saya, sebagai warga dan selaku penikmat sepak bola, sepatutnya berterimakasih pada dua profesor itu. Ber-tengkiyu dan ber-tarimakasi padanya.  Tengkiyu Profesor Andalan, Nurdin Abdullah, namamu terpahat pada pikiran  warga Bantaeng. Tarimakasi Le Profesor, Arsene Wenger, sosokmu terukir di ingatan fans klub Arsenal. Dan, welkam bupati  Bantaeng, Ilham Azikin, pahatan harapan warga menantimu.  Maeki, pelatih  Atsenal, Unai Emery, ukiran asa fans menunggumu.

 

Ilustrasi:  tafaqquhstreaming.com

  • (Suatu Tinjauan Sosiologi Kekerasan) Kawasan Timur Tengah kembali memanas pasca kelompok Hamas Palestina menggencarkan serangan mendadak ke Israel tidak jauh di perbatasan Gaza, Sabtu (7/10/23) dini hari waktu setempat. Akhir pekan yang berubah mencekam, karena serangan ribuan nuklir itu tepat ditujukan ke Tel Aviv dan Yerusalem, menembus sistem pertahanan Iron Dome menghancurkan banyak bangunan. Frank…

  • Aktivitas manusia di era sosial media adalah produksi dan distribusi konten. Konten quote-quote adalah konten yang paling banyak berseliweran. Quotation adalah sebuah kalimat atau syair pendek yang disampaikan dalam rangka memberi makna ataupun mengobati perasaan derita dalam hidup. Penderitaan divisualisasikan dan didistribusikan melalui quote pada jejaring sosial media dalam upaya agar setiap orang diharapkan dapat…

  • “Saya tidak memikirkan representasi kecantikan yang lebih baik daripada seseorang yang tidak takut menjadi dirinya sendiri.” Pernyataan Emma Stone ini memberi sugesti pada saya betapa cantiknya seorang perempuan yang dikisahkan oleh dosen-dosen filsafat, dan yang digambarkan dalam film Agora yang pernah saya tonton. Sekitar 8 Maret 415 Masehi, kota Alexandria (Mesir) telah menjadi saksi bisu…

  • “Cita-cita kamu apa?” Ini adalah sepenggal pertanyaan yang begitu membosankan bagiku. Aku masih, dan selalu ingat. Betapa orang-orang sering mengajukannya kala aku masih di Taman Kanak-Kanak. Mulai bapak dan ibu. Tante dan om. Nenek dan kakek. Juga sepupu yang usianya terlampau jauh di atasku. Di sekolah pun demikian. Para guru kerap melontarkan deretan kalimat ini.…

  • —mengenang 3 tahun kepergian Sapardi Djoko Damono SEJAK baheula manusia dikepung puisi. Sekira tahun 1.700 Sebelum Masehi di India, puisi sudah tengger di naskah kuno Veda dan Gathas. Puisi adalah ekspresi artistik mengenai pesona diri dan hidup. Ibarat bakul puisi mewadahi “benak” penyair, yang diperah dari peng-alam-an: imajinatif, emosional, dan intelektual—peng-alam-an ini dipahat penyair pada…


Kala Literasi

Jl. Pa’ Bentengang No.6, RT.01/RW.08, Mangasa Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221