Kala Literasi

Kelas Literasi Paradigma Institute Makassar

Mawar Hitam dan Puisi-puisi Lainnya

Mawar Hitam 

Mawar hitam..

Kau pernah hidup dalam imajinasi,

Kini telah tumbuh dengan liar di kejauhan sana

Berkembanglah, kujaga engkau dari kejauhan sini.

Terjagalah dalam sujud dan mekarlah bersama doa.

Mawar hitam..

Tetaplah menjadi dirimu yang liar dalam pusaran arus Globalisasi

 

Alam

Alam mengisyaratkan setiap ummat untuk beranjak dari keterpurukan,

Ia pun mengabarkan deritanya melalui Isyarat.

Alam mampu menembus setiap jiwa dalam dimensi yang berbeda-beda.

Alam mampu menggelisahkan, juga mampu menggetarkan.

Lihat, bingkisan dari langit membasuh wajah Alam yang kini berbalut nestapa.

Pertanda, Dia Juga Menangis!

 

Cerita Zaman

Kukirim ayat untukmu, kuikutsertakan sebait sajak kekecewaan

Diantara waktu yang telah berlalu, generasi kalian tertera darah atas nama pejuang Bangsa

Diantara waktu jua, di generasi ini kami berubah menjadi penjajah Bangsa.
Sejatinya kalian sebagai Nenek moyang Bangsa,

Masihkah kami sebagai keturunan Bangsa?
Cerita zaman.

 

Bawakaraeng

Aku percaya hidup adalah keberulangan kisah

Aku selalu berharap akan menjadi Infintium Adam dan Hawa,

dimana kisah mereka diukir di dalam kitab suci ummat manusia,

dan pertemuan mereka di puncak Safah Marwah.

Jika kau dan aku adalah ummat pilihan, mereinkarnasi Adam Hawa,

akan kupilih kehidupan baru anak cucu kita berawal di puncak Bawakaraeng.

Kita bertemu di triangulasi pada purnama ke Empatbelas

mengucap Akad, menaruh ikrar, lalu lahirlah kehidupan baru setelah kita.

 

Sumber gambar: https://www.deviantart.com/esteljf/art/Black-Rose-81556745