Nol: Ketidaktahuan Juga Pengetahuan

Judul buku         : Nol

Penulis                 : William Tjhia & Carrin @test_psikologi

Penebit               : TransMedia Pustaka

Tahun terbit    : 2018

Tebal buku       : xii+195 Halaman

ISBN                    : 978-602-1036-82-2

Nol menjadi sebuah angka yang tidak bernilai dan tidak asli. Mengawali deretan  bilangan cacah sekaligus menjadi pelengkap bagi angka-angka lain. Angka nol menjadi angka spesial, karena keberadaannya bisa mempengaruhi nilai angka lain dan bisa ditempatkan di mana saja. Meskipun ketika sendiri, keberadaannya tidak dianggap. Oleh karena itu, buku ini tak bernilai apapun. Hanya saja pembaca bisa menentukan nilai yang ada pada isi buku. Buku ini tidak memberikan tolak ukur kepastian terhadap pembaca lewat pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Begitu pula dengan manusia. Meskipun memiliki banyak kekurangan, tapi sesuatu yang dilakukannya bernilai positif dalam berdampingan dengan orang lain maka siapapun bisa menentukan niai terhadapnya maupun kepada diri sendiri. Buku yang berisikan hal-hal yang unik dan logis sehingga pembaca bisa berpikir secara mendalam terhadap kejadian-kejadian yang terjadi dalam menjalani kehidupan.

Buku ini menyajikan banyak cerita-cerita fiktif maupun nyata, sehingga memberikan suatu saran yang imajinatif dan tak pernah terlintas oleh benak akan sesuatu. Sehingga membuat kita seringkali mengangguk keras kala membacanya. Seperti halnya cerita tentang seekor kura-kura dan seekor kuda. Dalam dongeng, kita ketahui bahwa kura-kura yang sangat lambat dan kuda yang sangat cepat diperlombakan pada suatu race. Namun dalam buku tersebut, penulis mengibaratkan yang berlomba adalah manusia dalam race kehidupan. Yakni manusia terbagi menjadi dua dalam mengerjakan sesuatu. Ada manusia yang lamban dan ada manusia yang cepat. Kemudian penulis menegaskan bahwa hidup ini adalah pilihan. Karena kesuksesan itu tidak pasti, begitu pula kegagalan. Belum ada jaminan terhadap seseorang untuk hidup sukses atau gagal hanya dengan memilih menjadi kura-kura atau kuda.

Penulis juga menceritakan beberapa kisah hidup beberapa tokoh. Salah satunya adalah Nick Vujicic. Seorang yang lahir di Melbourne Australia dalam keadaan cacat tanpa lengan. Dia pun seringkali menyalahkan keadaan. Namun, seiring berjalannya waktu, Nick tumbuh dan masuk sekolah seperti anak pada umumnya. Nick pun selalu diejek, ditolak, dan dicaci maki karena fisiknya yang tidak sempurna. Namun, Nick tetap saja menjalani kehidupan dengan penuh kesyukuran dan menolong banyak orang. Kini, Nick Vujicic adalah seorang motivator dan pembicara internasional yang gemilang. Ia berkeliling ke lebih dari 34 negara di empat benua untuk memotivasi banyak orang, khususnya generasi muda. Selain itu, ada juga cerita Bai Fang Li, yang seumur hidupnya dihabiskan untuk mengayuh sepeda. Uang yang dihasilkan kemudian disumbangkan ke yayasan tempat anak-anak ditipkan. Tinggal di tempat yang kumuh dan jauh dari kata layak, namun tetap saja uang yang dihasilkan dihasilkan digunakan untuk yayasan sampai ajalnya tiba. Apa pun yang mereka pilih, mereka telah sukses menjadi manusia dengan standar kesuksesan masing-masing.

Penulis berharap, melalui kisah tersebut pembaca membuka pikiran untuk sukses menjadi seorang manusia sesuai pilihan. Mengapa demikian? Karena sudah banyak buku dan motivator yang memberikan tips sukses dalam meraih kesuksesan hidup. semua jawaban tentang pertanyaan sukses tentunya ada di tangan setiap manusia. Tak peduli seberapa banyak buku yang telah dia baca dan seberapa banyak kekurangan yang dimilikinya. Setelah kita memberikan manfaat terhadap orang lain maka kesuksesan sebagai manusia sudah mampu dicapai. Belajar tentang hidup sama halnya belajar tentang kematian. karena itu, rasanya sebagai manusia kita wajib belajar tentang manusia.

Buku ini sangat disarankan untuk dibaca terutama para millenials yang terkenal menjalani kehidupan sesuai passion. Buku yang bergenre pengembangan diri namun didalamnya tidak ada tips atau trik menjalani kehidupan karena semua jawaban ada ditangan setiap pembaca. Kesuksesan itu tidak pasti, begitu pula dengan kegagalan. Karena jika sudah pasti maka kita sok tahu. Begitu pula jika kita mengatakan kesuksesan itu tidak pasti. Rasanya semua orang sok tahu. Salah satu hal penting dalam hidup ini adalah proses belajar. Menjadi sok tahu pun merupakan proses belajar. Jangan merasa paling tahu. Sisakan ruang dalam pikiran untuk  ketidaktahuan. Begitu pula dengan isi buku ini. Kalau kamu merasa tidak tahu maka belajarlah untuk merasa tidak tahu, lalu cari tahu.

  • Entah pendengarannya seorang kisanak kurang jelas, atau kata-kata saya tak tangkas, sehingga ajakan saya ke satu hajatan disalah-pahami. Betapa tidak, Gusdurian menghelat haul Gus Dur, dia tangkap sebagai acara makan durian, terlebih lagi bakal minum jus durian. Mungkin kata Gusdurian menjadi biangnya. Apalagi sudah masuk musim durian. Sesarinya, hajatan haul Gus Dur (K.H. Abdurrahman Wahid,…

  • (Suatu Tinjauan Sosiologi Kekerasan) Kawasan Timur Tengah kembali memanas pasca kelompok Hamas Palestina menggencarkan serangan mendadak ke Israel tidak jauh di perbatasan Gaza, Sabtu (7/10/23) dini hari waktu setempat. Akhir pekan yang berubah mencekam, karena serangan ribuan nuklir itu tepat ditujukan ke Tel Aviv dan Yerusalem, menembus sistem pertahanan Iron Dome menghancurkan banyak bangunan. Frank…

  • Aktivitas manusia di era sosial media adalah produksi dan distribusi konten. Konten quote-quote adalah konten yang paling banyak berseliweran. Quotation adalah sebuah kalimat atau syair pendek yang disampaikan dalam rangka memberi makna ataupun mengobati perasaan derita dalam hidup. Penderitaan divisualisasikan dan didistribusikan melalui quote pada jejaring sosial media dalam upaya agar setiap orang diharapkan dapat…

  • “Saya tidak memikirkan representasi kecantikan yang lebih baik daripada seseorang yang tidak takut menjadi dirinya sendiri.” Pernyataan Emma Stone ini memberi sugesti pada saya betapa cantiknya seorang perempuan yang dikisahkan oleh dosen-dosen filsafat, dan yang digambarkan dalam film Agora yang pernah saya tonton. Sekitar 8 Maret 415 Masehi, kota Alexandria (Mesir) telah menjadi saksi bisu…

  • “Cita-cita kamu apa?” Ini adalah sepenggal pertanyaan yang begitu membosankan bagiku. Aku masih, dan selalu ingat. Betapa orang-orang sering mengajukannya kala aku masih di Taman Kanak-Kanak. Mulai bapak dan ibu. Tante dan om. Nenek dan kakek. Juga sepupu yang usianya terlampau jauh di atasku. Di sekolah pun demikian. Para guru kerap melontarkan deretan kalimat ini.…


Kala Literasi

Jl. Pa’ Bentengang No.6, RT.01/RW.08, Mangasa Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221