Cinta dan Pelaminan
Muara cinta bukanlah pelaminan
Karena cinta bukanlah permainan
Sesaat kau rayakan
Kemudian kau lupakan
Cinta layak kau rayakan saban waktu
Entah dengan tangis atau tawa
Entah dengan marah atau ramah
Karena cinta adalah manisfestasi luar biasa
Yang tak pernah kau jumpai
Pada manusia biasa
Ya, cinta itu adalah firman Tuhan
Ditanam dalam relung hati anak manusia
Tumbuh dengan doa-doa
Subur berkat kata-kata
Gugur bersama air mata
Syahdan
Cinta adalah cinta
Pelaminan tetaplah pelaminan
Sungguh banyak yang bersanding di pelaminan
Namun tak cinta
Yang lainnya cinta
Tapi tak berujung pelaminan
Namun
Cinta tetap cinta, bukan?
Tanyamu
29/01/2020
—
Rumah
Orang-orang menyebutnya rumah
Tempat segala kenang berbincang di ruang tamu
Bersama gelas-gelas kopi
Kue manis
Tumpukan buku
dan kamu
Orang-orang memanggilnya rumah
Ruang di mana masa lalu
Dipotong-potong
bersama tomat
dan labu
disajikan untuk masa depan yang asin dan asing
Orang-orang manamainya rumah
Tempat semua lara
Luruh di ranjang-ranjang lusuh
Dan lirih
Luluh dalam mimpi-mimpi palsu
Orang-orang membangun rumah,
katanya
Tapi
betapa banyak yang pergi
karena merasa
rumah tak lagi ramah.
07/11/2020
—
Aku Ingin
Aku ingin melupakanmu dengan sederhana
Tanpa basa basi
Juga saksi
Hanya puisi
Diksi
dan
sepi
Terima kasih
Kekasih
—
Doa Sebelum Tidur
Malam ini
Aku ingin mengajakmu duduk
Di bangku taman
Dekat pohon kurus itu
Yang rantingnya jatuh karena rapuh
Dan daunnya layu karena rindu
Datanglah!
Di tempat kita pernah merawat angan
Mengikat janji pada sebait awan
Bukan untuk sehidup semati
Bukan, bukan itu
Tapi untuk tetap hidup meski yang lain pergi
Untuk tetap sabar
meski tak ada kabar
Untuk selalu bangkit
Walau sakit
Untuk semua yang baik
Dan suci
Datanglah dalam lelap tidurmu
Aku tunggu
Aku rindu
13/07/2020
—
Doa
Entah doa macam lagi yang mesti kami panjatkan
Saban hari doa kami sama saja
“jadikan kami pribadi yang lebih baik”
Tapi ketika kesempatan itu terbuka
Kami memilih berpaling
dan menutup mata
mendadak lupa
pura-pura lupa
tuli
Akhirnya,
Doa di pagi hari
Terlupakan di siang hari
Tangis malam hari
Kering di pagi hari
Tak ada yang berubah
Sama sekali
Tak ada
Kecuali
Hari yang berganti
Dan hati yang perlahan mati
30/10/2020
Lahir di Bantaeng, guru PJOK, pustakawan Rumah Baca Panrita Nurung, dan penulis buku kumpulan esai, “Jika Kucing Bisa Bicara” (2021).