Elegi Daun Malam
Putik gugur tepat di pagi yang indah. Daun-daun tak jatuh, sebab pohon kota telah tumbang—angin lewat membawa berita-berita kematian. Tabur aksara tak lekas dari luka.
Tubuhku adalah pemakaman yang tak pernah sunyi—pada sebuah tempat, harapan itu tak pernah mati.
Menulis kisah dalam bahasa tubuh tanpa ruh dengan pusaran waktu yang tak kunjung memberi.
Walau begitu aku senang merawat mimpi di tubuhmu, barangkali kaujumpai di kota mati ini.
Saat tuhan bersamaku akan kubuatkan takdir liar dalam kegelapan, mengaduk rasa sembari kau menidurkan akalku, sebelum membunuhku.
September 2022
—
Monolog
:
Ketika kau membuka topeng di wajahku kau akan menemukan seribu makna yang tak terkatai. Yang bersembunyi dengan sendirinya. Ia bergaung dengan jiwanya yang patah. Bergumal kala lampu malam telah redup, menyemai satu persatu makna kehidupan.
–
Lilin yang kaunyalakan akan mati juga. Meninggalkan kegelisahan panjang dalam gelap malam. Topeng yang tak hidup, namun menyimpan banyak wajah di dalamnya: bahagia, sedih, marah, lelah, adalah rasa diperjalanan kau menyelami waktu.
:
Aku menulis setiap kali aku merasa hidup dengan jiwaku. Tapi itu hanyalah tulisan mati yang tak terbaca. Namun jika kau mampu membaca wajahku kau akan menemukan satu kata yang sarat akan makna.
–
Terkadang untuk memahami suatu hal sangatlah sulit. Setiap peran memainkan peranannya dan untuk memaknai sebuah peran terkadang harus dengan peran yang lain.
:
Kepada sang pengembara waktu—aku dan kau adalah pejalan hidup dalam kegelapan.
(2022)
—
Percintaan Duniawi
Dikesibukan duniawi dalam kebisingan kota. Keheningan malam dalam imajinasi. Puisi mencari tuan. Kekasih-kekasih gelap dalam buku-buku: membisu, mencari kata yang tepat di mulut.
O, sayang— rindu kini terjebak dikemacetan panjang. Pulang pun tak ada harapan. Waktu kian tak berperasaan: meninggalkan yang menunggu— merawat dukalara dalam harapan kosong belaka.
Sajak-sajak kini melankolis. Cinta pupus di jalan: berlubang dan berbatu. Melaju akan membawa luka, pun perlahan diburu mati perasaan. Jalan tol bukan pilihan karna tarip cinta pun kian naik. Pasar dunia memainkan segalanya.
—sedang di luar dunia terus bercinta, bercumbu peluh di bawah terik matahari ganas. Es teh kian laris manis, juga semanis janji yang kau rawat di pohon-pohon kota.
Kalikau mengajak makan bakso di jagal pinggir kota: kalau tidak hujan lalu keliling kota berkedok menebus rindu— lalu pulang dengan perut kembung dan bensin habis (tidak apa-apa) asal tidak lupa mengisi story di instagram, biar tetap romantis di tengah-tengah panasnya news terkini.
(Agustus, 2022)
—
Doa Lara
Aku meminta pada segala kebaikan, jika yang kupijaki adalah hal buruk yang kau takdirkan bagiku—
Apakah dosa yang kuterima adalah kebaikan darimu?
Aku meminta pada segala kebajikan, jika yang kuterima adalah hal baik bagi diriku—Apakah hina jika aku menerimanya?
Lalu, dosakah aku pada segala pemberianmu?
Maka terlihat hinalah aku di matanya.
(Parepare, 2022)
—
Pelacur Kekuasaan
Keharmonisan itu tercium begitu bergairah dari balik istanamu
Mencurahkan segala isi pikiranmu
Semua orang berlomba-lomba ingin memasukinya
Tapi katamu,
Hanya untuk orang-orang yang piawai
Dan istanamu tertutup rapat untuk orang-orang sepertiku
Aroma itu sungguh semakin pekat
Aku terbius setiap detik mencium keharuman itu dari balik tubuhmu
Tapi katanya, itu bau bengis dari atas sana
Yang mencuar karna ruang sesak
Mencari para hidung belang yang bergelantung di tembok-tembok gang kota
Dengan hiasan dan spekulasi manipulatif
Menjadi senjata tajam yang membunuh:
Menggoda, merayu, mendayu.
Hanya ada wajah-wajah yang terpajang dengan citra diri masing-masing
Menghiasi setiap sudut kota dengan kata
Mengelabui para pemilihnya
Agar dapat menikmati tahta paling tinggi dalam istana itu
Seraya menikmati surga dan neraka dalam satu dimensi
Kebengisan itu tercium begitu lekat dan bangsat.
April 2022
Ekstase
Malam berikutnya, menjadi milik bagi jiwa yang damai
Dalam dekap imaji menyentuh nikmat pada sang ilahi
Merasa dan meraba mimpi
Saat rindu mencekam dalam birahi
Untuk tuan dan tuhan
Dengan cinta
Hadir di sepertiga malam
2022
—
Sumber gambar: vovworld.vn/id-ID/kebudayaan-vietnam/lukisan-tentang-kota-hanoi-dari-masa-lampau-sampai-masa-kini-280906.vov
Biasa dipanggil Fikakumara. Lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan pada 09 Oktober 2000. Selain menulis puisi juga suka melukis kala senggang. Bisa dikunjungi di instagram: @fikakumara, twitter: @arunajinggala