Ayahku seorang petani
Ayahku seorang petani
tanah yang ia gali
menggunakan pacul semalam
kini menjadi liang untuk tubuhnya yang kaku
arit yang ia gunakan memotong padi semalam
kini menjadi bagian tubuhnya
membagi ruang dengan kepala.
Bulan merah menangis
Makassar, September 2017
—
Hantu
(1)
Yang kau tunggu tak kunjung datang
Kau mengutuknya sambil mengamininya
Kau yang buta buku hanya tahu
Merah dan perkakas kerja
Adalah alat pengguling kekuasaan
(2)
Yang kau tunggu tak kunjung datang
Sebab angka-angka fantastis yang kau pungut serampangan
Lalu kau jejalkan ke muka orang-orang
Tak lebih hanya sekedar angka yang tak memiliki raga
(3)
Yang kau tunggu tak akan pernah datang (lagi)
Ia telah mati sejak sebelum kau membunuhnya
Makassar, September 2017
—
Ibuku seorang penjahit
Ibuku seorang penjahit.
Tubuh ayah yang koyak di sawah semalam
Ia jahit satu-persatu dengan sabar
Menggunakan air matanya.
Makassar, September 2017
—
Memori
Dan kita yang tak pernah menghargai sejarah
Selamanya hanya akan kehilangan arah
Hilang didalam diri kebingungan
Sebab sebelum kita jelas mampu membeda yang hitam dan putih
Mereka yang marah sudah datang
Menutup mata dan telinga kita dengan yang merah
Apa yang kita warisi adalah perihal yang belum usai
Ingatan yang belum mulai mengingat
Tapi telah jatuh terkulai
Redup, tak terang, tek terjamah
Makassar, September 2017
Mahasiswa Psikologi UNM. Lahir di Konawe. Bergiat di Komunitas Stigma.