Kisah dan Puisi-puisi Lainnya

Pelangi

Pada dentum meriam
Dan desir peluru yang bertalu
Pada ribuan tubuh yang boyak
Seorang bocah Suriah
Sedang bermimpi
Menjadi pelangi

[2017]

Kisah

Mungkin hanya miliaran
atau triliunan debu
yang menyimpan kisah tentang
orang-orang lahir maupun mati
di balik tembok-tembok retak itu.

Atau hanya ranting-ranting kering
di pepohonan ringkih, lekas menua
yang bisa bertutur tentang
hikayat ternak membusuk
dan tenggorokan berdebu
di Gurun Dahar.

Aku sempat memandangi
di belakang mereka,
ada sebuah lorong gelap.
Fatamorgana,
menyata di kedua bola mata
yang sedang hujan.

Lorong gelap itu seperti melebar
dan menelan cahaya.
Di lorong gelap itu
satu per satu dari mereka lenyap,
bersama partikel-partikel cahaya.

Tak ada yang tahu pasti kapan takdir
merengkuh hidup seseorang.
Apa yang mungkin diketahui,
orang-orang hidup di tanah tandus itu,
selalu bermula dari harapan
yang melampaui batas langit.

[2017]

Subuh

Sayangnya, nyalak anjing setiap subuh
bukan untuk membangunkan kita
yang sedang bermimpi
tentang jutaan manusia
yang memakan dagingnya sendiri.

Tapi kita butuh frekuensi suara
yang dapat menembus
tapal batas mimpi dan kenyataan
untuk membebaskan kita dari aroma darah
yang baunya menyelimuti cakrawala.
Kita tak pernah segemetar ini sebelumnya.
Dan, entah apa beda antara mimpi
dan kenyataan.

Sebab kita sama-sama tahu
di dunia fisik yang kita huni sedang
berlangsung sekuel tragedi
jutaan umat manusia
yang menjadi serigala
dan neraka bagi sesamanya

Tapi tak ada rasa bergetar
Juga tak ada kesedihan.
Apakah karena dalam mimpi
kita selaku penonton
dan di dunia nyata
kita selaku pemeran?

Bahkan lantunan azan
tidak pernah membuat kita
ingat berapa kali kita sujud
kepada Penguasa Semesta
di subuh yang hening.

Yang kita tahu
serigala tidak bertuhan
dan di neraka tak ada lagi
alasan untuk bersujud.

[2018]

Harapan

Kita hanya makhluk yang malang
Yang larung dalam kelam
Kini mencari sisa-sisa cerlang
Yang masih dirampas malam

Kita hanya makhluk yang muram
Yang nyaris dibunuh kesedihan
Dan terkubur dalam temaram
Tapi, tetap tegar di sisa harapan

[2022]

  • Sewaktu putri pertama kami berusia tiga tahun, ia mengalami serangan kegagapan dalam berbicara. Ia aslinya ceriwis, banyak tanya, bahkan banyak mempertanyakan segala sesuatu yang ia lihat aneh atau tidak sesuai dengan pemahaman yang ada di kepalanya. Misalnya kenapa tante A begini, sedangkan tante B begitu. Kenapa teman-temannya memanggil orangtuanya dengan bapak dan ibu, sementara ia…

  •   Iduladha memiliki makna kembali berkurban, ditandai dengan penyembelihan sejumlah hewan ternak sebagai simbol pengorbanan seseorang. Kurban dan korban berbeda menurut KBBI. Kurban diartikan persembahan kepada Allah seperti biri-biri, unta, dan sebagainya yang biasa dilakukan saat lebaran haji. Sedang arti korban adalah pemberian untuk menyatakan kebaikan, kesetiaan, dan sebagainya. Makna lainnya, orang/binatang yang menderita/mati akibat…

  • Tradisi nyekar merupakan laku purba pada sebagian besar masyarakat kita. Tradisi ini makin kuat pengaruhnya manakala dotrin agama ikut menguatkan.  Di sebagian masyarakat, utamanya di kampung-kampung menjadikan nyekar sebagai wahana memelihara kualitas spritualitas, tentu dengan ragam ritual di dalamnya. Tradisi  berabad-abad lamanya ini, sudah menjadi denyut kehidupan masyarakat kita, hingga dipercaya membawa keberkahan hidup. Dari…

  • Ada apa dengan perempuan menulis? Apakah ada sesuatu yang istimewa? Dalam pemahaman saya, potensi laki-laki dan perempuan dalam hal kemampuan menulis itu sama saja. Meskipun budaya dan lingkungan setempat tetap berpengaruh pada seberapa pesat berkembangnya potensi tersebut. Bersyukurnya saya termasuk kelompok penganut paham “senang bergerak dengan semangat yang ada di dalam diri, tidak mau dipengaruhi…

  • Kemarin Pancasila dirayakan kelahirannya. Begitulah kebiasaan sebuah bangsa yang gemar dengan seremonial. Segalanya mesti dirayakan, meskipun seringkali tampak kering makna. Sebetulnya tidak salah, namun persoalannya setelah perayaan itu segalanya kembali ke setelan pabrik “lupa pancasila”. Faktanya kita mesti terus terang mengakui bahwa Pancasila seringkali kalah dihadapan kekuasaan, kapital, korupsi, intoleransi, kekerasan, perusakan alam, dan beragam…


Kala Literasi

Jl. Pa’ Bentengang No.6, RT.01/RW.08, Mangasa Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221