Semua tulisan dari Alwy Rachman

Budayawan Sulsel

Anak-Anak di Ragam Panggung

-Catatan Ringkas Pengantar Diskusi Buku “Memetik Keberanian”

Tak gampang menemukan glorifikasi terhadap anak-anak, kecuali di tinggalan Khalil Gibran “Anakmu Bukan Milikmu”, ajakan sufistik bagi orang dewasa untuk mendaki ke dunia abstrak tentang anak. Di kedalaman filsafat serius, tema anak-anak dianggap sebagai “lelucon besar”. Anak-anak mengejutkan, hanya jika muncul di panggung dramatik. Perang Iran-Irak tahun 2008, kelaparan di Afrika tahun 2011, adalah dua panggung drama besar yang mengusik humanitas. Di kedua panggung ini, anak-anak diikutkan dalam perang mematikan, menjadi belulang tak berdaging, mati satu per satu. read more

Literasi Tiga Jendela

Literasi, kini, menjadi terma bersaing, terma yang telah meninggalkan makna muasalnya sejak dekade ke-15. Ia tak lagi sekadar “pengetahuan tentang aksara”, tak cuma merujuk ragam kualitas: “terdidik” atau “tak terdidik”, “adab aksara” atau “sakit aksara”, “literacy” atau “illiteracy”. Literasi, kini, menjadi terma payung, jangkar bagi segenap kualitas transdisiplin. Ia bisa bermatra kultural, bergatra politikal, berdimensi ekonomikal, berperspektif sosial. Literasi, sekarang, menjadi aksi untuk membaca sekalian menakar gerak-gerik peradaban dan keadaban. read more

Lian dan Lain, Literasi tentang Parenting

Refleksi atas buku Metamorfosis Ibu

Dua pesona tersemat pada Metamorfosis Ibu, ditulis oleh Mauliah Mulkin, di publikasi pada 2018. Pertama, karya ini berdiri di atas jangkar konsep “parenting”. Muasal “parenting” datang dari khazanah bahasa Latin. Maknanya: “bringing forth”, “memindahkan ke (masa) depan”. Itu sebabnya, “parenting” bermatra transformatif, bergatra perubahan abadi,
berdimensi peristiwa eventual, terjadi hanya sekali dan tak akan berulang. Transformasi memang bukan reformasi. read more